Saterdag 30 Maart 2013

E-Learning



BAB 1
PENDAHULUAN
1.      LATAR  BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi memberikan kemudahan berkomunikasi tukar informasi sehingga tempat, waktu dan jarak tidak lagi menjadi kendala. Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat tak lepas dari perkembangan teknik komputer. Kemajuan bidang komputer dan teknologi informasi ini juga memberikan dampak positif pada bidang pendidikan. Aplikasi bidang teknologi komputer dan teknologi informatika yang paling berpengaruh pada bidang pendidikan adalah pemakaian jaringan komputer dan internet. Dengan internet layanan informasi pada sasaran didik tidak terbatas ruang, tempat waktu dan jarak. Melalui internet layanan informasi dapat diberikan sebagai sumber belajar, media belajar yang dapat dipelajari sesuai dengan kecepatan belajar peserta didik. Media belajar tidak terbatas pada huruf dan gambar melainkan dapat dikombinasikan dengan grafik, animasi, video, audio secara bersama-sama sehingga media ini lebih dikenal dengan istilah multimedia.
Pendidikan dan pelatihan guru secara konvensional selama ini mengharuskan guru meninggalkan tugas mengajar memberikan permasalahan tersendiri di sekolah. Banyaknya guru yang mengikuti pelatihan kadang memberi dampak jam kosong di sekolah, atau pengaturan jadwal pengajaran yang sulit dilaksanakan. Adanya layanan internet hal seperti ini dapat dihindarkan, pelatihan dapat dilaksanakan diluar jam mengajar, keberadaan peserta tidak menjadi masalah. Pelatihan dapat diberikan secara langsung melalui telekonferen atau melalui modul pelatihan yang dapat diambil dan dipelajari sesuai dengan waktu luang guru. Dengan demikian peningkatan kualitas guru dapat dilaksanakan tanpa mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah.
Karena demikian besarnya pengaruh positif pemanfaatan internet untuk pendidikan dalam membangun SDM dunia pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan aplikasi IPTEK. Aplikasi meliputi dunia industri agar lulusan mampu memenuhi tuntutan kompetensi dunia kerja. Berdasarkan fakta tersebut salah satu cara untuk mampu mengikuti perkembangan IPTEK yang cepat adalah selalu akses informasi yang up to date dan semua itu dapat di dapat melalui internet. Namun di dalam impelementasinya masih diperlukan dukungan sarana prasarana dan kemampuan SDM baik sebagai penyedia, pengelola maupun pengguna informasi.

2.      RUMUSAN  MASALAH
Bersdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Apakah yang dimaksud dengan e-learning?
2.      Bagaimanakah keunggulan dan kekurangan pembelajaran e-learning?


3.      TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan terhadap mahasiswa tentang bagaimana:
1.      Pembelajaran e-learning
2.      Keunggulan dan kekurangan dari pembelajaran e-learning


BAB II
PEMBAHASAN


1.      PENGERTIAN E-LEARNING
Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:
e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan  tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:
e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.

2.      SEJARAH E-LEARNING
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1)      Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) aplikasi komputer mulai bermunculan e-learning dapat berbentuk PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Materi meliputi bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
2)      Tahun 1994 : CBT dapat diterima oleh masyarakat dan menjadi katalisator kemajuan karena sejak tahun 1994 CBT bermunculan paket-paket menarik dan diproduksi secara missal.
3)      Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Masyarakat dunia mulai terkoneksi dengan internet. Informasi dapat diterima secara serentak tanpa kendala waktu dan tempat menjangkau masyarakat dunia. Kebutuhan informasi juga meningkat, tuntutan kebutuhan melahirkan teknologi baru muncullah LMS. Perkembangan dan peran LMS menuntut adanya standarisasi. Standarisasi dikeluarkan oleh AICC ( Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4)      Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menghasilkan aplikasi e-learning berbasis Web secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. Variasi multimedia juga semakin menarik dari perpaduan tulisan, grafik, gambar, film, video streaminng, tersambung langsung dengan sumber-sumber lain seperti majalah, surat kabar bahkan dalam bentuk interaktif. Berkaitan dengan pendidikan e-learning dapat difungsikan sebagai media pembelajaran dan sumber belajar.

3.      PEMANFAATAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
Cara penyampaian materi dengan e-learning dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi satu arah dan dua arah. Untuk pembelajaran interaktif menggunakan jenis komunikasi dua arah, untuk membangun interaksi yang baik antara dosen dan mahasiswa sebaiknya jenis ini yang dipilih. Dalam e-learning sistem dua arah ini juga bisa diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1.      Synchronous Training/learning berarti pada waktu yang sama. Proses pembelajaran terjadi dalam real time antara pengajar sedang mengajar dan peserta didik belajar. Kegiatan seperti ini dapat diselenggarakan dengan menggunakan interaksi langsung antara pengajar dan peserta didik baik melalui internet maupun intranet. Pelatihan/pembelajaran e-learning synchronous banyak digunakan seminar/konferensi di ruang kelas atau kuliah online.
2.      Asynchronous Training yang berarti pada waktu yang tidak bersamaan. Pelatihan/pembelajaran berupa paket dapat dijalankan dengan komputer ditempat yang tidak terbatas tanpa melibatkan interaksi dengan pengajar. Peserta pelatihan/peserta didik dapat memulai dan menyelesaikan pelajaran setiap saat. Paket pelajaran berbentuk bacaan dengan animasi, simulasi, permainan edukatif, maupun latihan dengan disediakan jawaban.

Agar e-learning menarik dan dapat memberikan dampak peningkatan kualitas pembelajaran ada 3 syarat yang harus dipenuhi pada perancangan, yaitu :
1.      Sederhana, sistem sederhana, instruksi mudah diikuti, panel yang disediakan mudah dikenali, menu dengan navigasi yang mudah diikuti dapat menjadikan waktu belajar lebih efisien.
2.      Personal, pengajar/dosen interaksi dosen dan mahasiswa dibangun secara baik layaknya berkomunikasi di depan kelas. Pendekatan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya serta dibantu segala persoalan yang dihadapi.
3.      Cepat, layanan yang ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap kebutuhan peserta didik. E-learning dibangun dengan tetap memperhatikan prinsip pembelajaran konvensional hanya materi dipindahkan ke dalam sistem digital melalui internet. Dalam penyusunan materi harus tetap memperharikan unsur-unsur pembelajaran seperti perumusan tujuan harus operasional dan dapat diukur, ada apersepsi atau pre-test, membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif, uraian materi yang jelas, contoh-contoh konkrit, problem solving, Tanya jawab, diskusi, post test sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh karena itu merancang e-learning perlu melibatkan pihak terkait, anatar lain : pengajar, ahli materi, ahli komunikasi, programmer, seniman dan lain-lain.



Komponen yang harus ada dalam penyelenggaraan e-learning melalui internet ialah :
1.      Materi Bahan Ajar : materi disediakan dalam bentuk modul, dilengkapi dengan soal sebagai tolok ukur keberhasilan peserta dilengkapi dengan hasil dan pembahasan.
2.      Komunitas : para peserta dapat mengembangkan komunikasi online untuk memperoleh dukungan dan berbagai informasi yang saling menguntungkan.
3.      Pengajar online : para dosen/pengajar selalu online untuk memberikan arahan kepada peserta, menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi.
4.      Kesempatan bekerjasama : adanya perangkat lunak yang dapat mengatur pertemuan online shingga proses belajar mengajar dapat dilakukan secara bersamaan atau real time tanpa kendala jarak.
5.      Multimedia : penggunaan teknologi audio video dalam penyampaian materi sehingga menarik minat dalam belajar.

Karakteristik e-learning antara lain :
-          Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; dimana guru dan siswa, siswa dan sesame siswa atau guru dapat berkomunikasi dengan relative mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang propokator.
-          Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri disimpan dikomputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja dan yang bersangkutan memerlukannya.
-          Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di computer.

Fungsi e-learning dalam pembelajaran di dalam kelas yaitu :
-          Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memannfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada keharusan dalam menggunakan pembelajaran elektronik.
-          Komplemen (Pelengkap)
Berfungsi sebagai pelengkap bila materi pembelajaran elktronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002).
-          Substitusi (Pelengkap)
Di perguruan tinggi negara maju, ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yaitu sepenuhnya konvensional, sebagian konvensional dan sebagian lagi melalui internet atau sepenuhnya melalui internet.

4.      KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN E-LEARNING
Sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
1.      Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir.
2.      Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya.
3.      Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Bila dibandingkan pembelajaran atau pelatihan dengan cara konvensional, e-learning mempunyai :
                                                       I.            Keunggulan ;
a.       Ekonomis
E-learning dapat mengurangi biaya pendidikan dan pelatihan karena untuk memberikan bahan ajar kepada peserta dalam jumlah besar, institusi/Perguruan Tinggi tidak perlu mengeluarkan biaya kelas, biaya transportasi dan berbagai biaya lain. Namun diperlukan pengelola pelatihan yang matang, karena manajemen e-learning yang tidak tepat dapat membuat biaya pelatihan justru semakin membengkak.
b.      Fleksibilitas tinggi, peserta dapat belajar kapan dan dimana saja, dengan kecepatan pembelajaran sesuai dengan kemampuannya.
c.       Personalisasi, peserta dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka. Bila belum mengerti dapat memperlambat penjelasan atau mengulang suatu materi dan sebaliknya jika peserta dapat mengerti dengan cepat, maka dapat menyelesaikan mata kuliah tersebut dengan cepat.
d.      Standarisasi kualitas pelatihan, pembelajaran
Setiap dosen / instruktur cenderung memiliki cara mengajar, materi presentasi dan penguasaan materi yang berbeda sehingga kualitas pengajaran yang didapatpun tidak konsisten. Akan tetapi E-learning mampu meminimalkan perbedaan cara mengajar dan materi, sehingga memberikan standar kualitas pembelajaran yang lebih konsisten.
e.       Efektivitas E-learning dengan instructional design mutakhir membuat peserta didik lebih mudah mengerti isi pelajaran. Efektivitas bahan ajar melalui metoda e-learning umumnya meningkat. Suatu studi oleh J.D. Flecher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi pelajaran melalui metoda e-learning meningkat 25% dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan cara konvensional.
f.       Kecepatan distribusi materi akan meningkat, karena materi tersebut dapat dengan cepat diakses melalui internet. Keuntungan ini sangat cocok untuk kondisi geografis Indonesia.
g.      Ketersediaan On-Demand E-learning dapat sewaktu-waktu diakses sehingga dapat membantu pekerjaan setiap saat.
h.      Otomatisasi Proses Animasi LMS (Learning Management System) berfungsi untuk menyimpan data – data peserta, pelajaran dan proses pembelajaran yang berlangsung. Dengan LMS yang baik dapat menyimpan dan membuat laporan kegiatan belajar peserta didik dari pelajaran yang diambil, tanggal akses, berapa persen pelajaran yang diselesaikan, berapa lama pelajaran diikuti, sampai berapa hasil tes akhir yang telah diambil.
                                                    II.            Kekurangan dan Keterbatasan E-learning
Walaupun e-learning banyak menawarkan keuntungan dalam prakteknya memliki beberapa keterbatasan yang harus diwaspadai antara lain :
a.       Budaya, pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar. Sedangkan sebagian besar pelatihan di Indonesia motivasi belajar masih tergantung pada instruktur.
b.      Investasi
Walupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pengajaran dan pelatihan, akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada tahap awalnya, sehingga jika tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan kerugian yang besar.
c.       Teknologi dan Infrastruktur
E-learning membutuhkan perangkat komputer jaringan yang handal dan teknologi yang tepat. Akan tetapi ketersediaan infrastruktur dan teknologi ini masih belum memadai bagi beberapa Perguruan Tinggi/Lembaga.
d.      Desain Meteri
Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learnic-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat suatu paket pembelajaran e-learning yang memadai. Seringkali hambatan dan keterbatasan e-learning tersebut membuat impelementasi e-learning di Indonesia berjalan dengan sangat lamban. Walaupun terdapat keterbatasan dan hambatan di Indonesia, penerapan e-learning di dunia, termasuk di negara-negara tetangga terus melaju pesat. Para praktisi pengajaran dan pelatihan di dunia sudah tidak meragukan akan meledaknya penggunaan e-learning di dunia pendidikan, mereka hanya tinggal menunggu waktunya.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.    e-Learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.
2.    Keunggulan dan kekurangan e-learning ialah :
a.       Keunggulan
-          Ekonomis
-          Fleksibilitas tinggi
-          Personalisasi
-          Standarisasi kualitas pelatihan
-          Efektivitas E-learning dengan instructional design mutakhir
-          Kecepatan distribusi materi akan meningkat
-          Ketersediaan On-Demand E-learning dapat sewaktu-waktu diakses sehingga dapat membantu pekerjaan setiap saat
-          Otomatisasi Proses Animasi LMS (Learning Management System)
b.      Kekurangan e-learning patut diwaspaidai antara lain;
-          Budaya
-          Investasi
-          Teknologi dan Infrastruktur
-          Desain Meteri

3.2 SARAN
Dalam implementasinya E-learning bukan semata-mata hanya memindahkan sebuah pembelajaran pada media elektronika/intenet, tetapi e-learning adalah proses pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi internet. Agar pembelajaran menyenangkan dalam perancangannya harus sederhana, personal dan cepat.
Komunikasi pembelajaran/pelatihan perlu disedain seperti layaknya pembelajaran konvensional. Media pembelajaran secanggih apapun tidak akan bisa menggantikan peran guru/dosen sehingga penanaman nilai-nilai dan sentuhan kepribadian perlu juga dilakukan. Disinilah tantangan bagi para peserta didik mampu memperkaya wawasan dan pemahaman teknologi informasi khusunya teknologi internet tetapi tanpa harus menghilangkan watak dan budaya bangsa yang luhur.
 
DAFTAR PUSTAKA


Chandrawati S.R. 2012. Pemanfaatan E-Learning Dalam Pembelajaran.pdf. Dinas Pendidikan Kab. Ketapang, Kalimantan Barat. Diakses pada hari Kamis, 28 maret 2012.
Kusmana A. 2012. E-Learning Dalam Pembelajara. pdf. Lentera Pendidikan, Vol. 14 No. 1 Juni 2011:35-51. Diakses pada hari Kamis, 28 maret 2012.
Wahono R.S. 2012. Pengantar E-Learning dan Pengembangannya.pdf. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Diakses pada hari Kamis, 28 maret 2012.
Waluyanti S. 2012. Implementasi E-Learning Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan.pdf. Diakses pada hari Kamis, 28 maret 2012.v